TRISUM (Tohpati, Balawan, Budjana). indonesia dalam dawai gitar

on Rabu, 27 Juli 2011


Penikmat musik instrumental memang sedikit atau boleh dibilang terbatas pada kalangan tertentu (segmented), Tetapi, musik jenis ini harus tetap ada. Demikian pendapat musisi I Dewa Gede Budjana, yang bersama rekannya sesama gitaris, Tohpati, membentuk kelompok Trisum.
Budjana, begitu panggilan akrabnya, mengungkapkan bahwa dirinya bersama Tohpati memang membentuk Trisum sebagai wadah penampung kreasi idealis mereka sebagai guitar player, yang tidak bisa dimasukkan ke dalam pasar musik pop.
"Kan ada karya-karya yang tidak bisa masuk di pasar pop. Untuk itu saya dan Tohpati membentuk Trisum," kata Budjana, yang juga dikenal sebagai gitaris GIGI Band, saat peluncuran album 1st edition Trisum Feat. Balawan di Jakarta, Kamis (10/5).
Hal senada diungkapkan Tohpati, tatkala ia mengatakan, "Ini proyek idealis".
Meskipun diprakarsai oleh mereka berdua, konsep kelompok musik instrumen Trisum dirasakan lebih pas jika menampilkan tiga gitaris utama.
"Kalau main gitar berdua terkadang teraas ada yang kurang," kata Budjana. .
Pakai pendukung
Trisum terbentuk pada 2004, ketika Budjana, Tohpati dan Balawan tampil sepanggung dalam sebuah acara peluncuran produk.
Setahun kemudian mereka bertiga kembali tampil di pergelaran Java Jazz Festival di JHCC Senayan dan dalam konser bertajuk 'Dialog Tiga Gitar', di Graha Bhakti Budaya, TIM pada akhir 2005.
Sejak membentuknya dalam bentuk band, ketiga gitaris tersebut dalam setiap penampilannya selalu didukung oleh sejumlah musisi, termasuk Indro Hardjodikoro (bas), Sandy Winata (dram), Eugen Bounty (klarinet), Bang Sat (seruling) dan Jalu Pratidina (kendang).
Mereka pula yang membantu penggarapan album debut 1st Edition Trisum, yang dilakukan secara live agar mendapatkan roh dan suasana seperti tatkala kelompok ini menggelar konser.
Dirilis SonyBMG dalam format CD regular dan deluxe sebanyak 20.000 keping, album ini berisi sembilan komposisi, termasuk Cublak Cublak Suweng, Jali-Jali, Keroncong Kemayoran (Ismail Marzuki), Kromatiklagi (Budjana), Mahabarata (Tohpati), Guitar in the Midnigt (Budjana, Tohpati), dan Mainz In My Mind (Balawan).
Menjawab pertanyaan wartawan, Budjana mengatakan, "Konsep awalnya memang saya dan Tohpati, tapi kemudian kami melihat ada satu gitaris dengan skill luar biasa, Balawan, dan selama ini kami selalu bertiga".
Ia juga mengatakan, konsep musikal yang diusung bebas, tidak terpatri pada satu jenis jazz-fussion seperti sekarang.
"Kalau nanti bintang tamunya gitaris rock, ya kita main rock. Kalau kita bisa," katanya sambil tertawa.
 
 

from. kapanlagi.com

0 komentar:

Posting Komentar