JUBING KRISTIANTO

on Minggu, 24 Oktober 2010

Jubing Kristianto(lahir di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 9 April 1966) adalah seorang gitaris fingerstyle  Indonesia  yang banyak menjelajahi berbagai repertoar. Jubing menggunakan gitar klasik sebagai instrumennya. Ia dikenal pandai menghadirkan "suasana" yang ingin disampaikan sebuah lagu melalui gabungan berbagai teknik permainan gitar yang dinamis. Selain itu, gitaris Indonesia ini juga memberikan sumbangan dalam musikalisasi puisi dengan melakukan kolaborasi antara permainan gitar dengan pembacaan puisi, bahkan ia juga berkolaborasi dengan penyair WS Rendra yang membaca puisi serta pelukis Susilowati Natakoesoemah dalam acara "Collaborathree" di Jakarta. Demikian pula kolaborasi permainan gitarnya dengan permainan perkusi tradisional Suryadi dan suara penyanyi tenor Abimanyu tampil memukau penggemar musik yang melihatnya. Di luar keberaniannya untuk berkolaborasi dengan seniman lainnya, Jubing Kristianto juga sangat memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk memperkenalkan musik Indonesia kepada dunia. Ia diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Gitaris Indonesia Pertama yang Menyebarluaskan Komposisi dan Aransemen Gitar Pribadi Secara Gratis di Internet" (2008).Sebelumnya, pada tahun 2005, ia menerima penghargaan MURI sebagai "Penulis Ensiklopedia Gitar Pertama di Indonesia". Selain mencoba membagikan keberanian untuk mempertunjukkan keindahan permainan gitar akustik tunggal, eksplorasi Jubing dalam aransemen musik untuk lagu anak-anak dan lagu tradisional Indonesia adalah upaya untuk memperkenalkan kekayaan khazanah musik Indonesia ke penggemar gitar akustik di dunia.

Jubing dibesarkan oleh ayah dan ibu yang mencintai musik. Usia 12 dia sudah tampil bergitar mengiringi teman-teman sekolahnya dalam konser publik. Dua tahun kemudian Jubing belajar gitar klasik pada Suhartono Lukito di Semarang, setelah terpikat permainan gitar tunggal seorang teman. Setahun kemudian dia masuk final Yamaha Festival Gitar Indonesia (YFGI) 1982 untuk bagian bebas atau non klasik.
Sejak itu Jubing kerap mengikuti YFGI-selalu di kategori bebas. Empat gelar juara I (tahun 1987, 19992, 1994, dan 1995) ia raih. Tahun 1984 ia meraih Distinguished Award pada Festival Gitar Yamaha se-Asia Tenggara di Hongkong.

Tahun 1990, Jubing bekerja di Tabloid Nova sebagai jurnalis. Ketika jadi wartawan, ia sempat belajar gitar lagi pada Arthur Sahelangi. Tahun 2003, Jubing meninggalkan tablod NOVA demi menjadi gitaris. Jubing kini adalah instruktur/ seminator/ penguji gitar di Yayasan Musik Indonesia (Yamaha) dan Sekolah Musik "Relasi" Jakarta, penulis tetap di di majalah edukasi musik "Staccato" dan "Gitar Plus", serta berkonser/rekaman bersama sejumlah grup di dalam dan luar negeri, termasuk bersama Kwartet Punakawan yang dipimpin pianis Jaya Suprana.
Sejak tahun 2000 Jubing menampilkan aransemen dan komposisi gitar ciptaannya sendiri lewat internet. Para gitaris dari berbagai negara telah memainkannya. Sejumlah komposisi Jubing menjadi lagu wajib ujian gitar pada sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM) Jakarta.

Tahun 2007 Jubing meluncurkan CD album solo gitar pertamanya "Becak Fantasy" yang diproduksi label IMC Record. Menyusul sukses album pertama, lahir album=album berikutnya: "Hujan Fantasy" (2008) dan "Delman Fantasy" (2009) yang tetap didominasi permainan solo gitar akustik.
Jubing telah menulis "Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris" (2005) dan "Membongkar Rahasia Chord Gitar" (2007). Keduanya diterbitkan Gramedia Pustaka Utama dan telah berkali-kali cetak ulang.
Pada Agustus 2008, Jubing menjadi penata musik untuk film layar lebar "Kita Punya Bendera" yang disutradarai Steven Purba. Film anak-anak bertema kebhinneka-tunggal-ika-an ini telah diputar di bioskop dan diputar di berbagai sekolah di Indonesia.

belakangan ini saya menonton konser jubing di taman budaya jogja bersama teman2 seni musik, dan kami kompak berkata. edaaaaaaaaaaaaan

DIA ITU PACARKU

on Senin, 16 Agustus 2010
kalo inget dia, dia itu yang sampai saat ini jadi milikku, tapi udah kembali menghadap DIA. jadi inget jaman dulu waktu masih bisa duduk bareng sambil makan es krim konelo. waktu konyol2an berdua. pacaran ngumpet2. jujur sampai saat ini aku masih kangen dia.. andai dia masih ada, pasti sekarang belom putus. hahahahahahahaha... maaf saya gila

mimpi

aku punya mimpi.. sampai saat ini aku masih percaya mimpi itu jadi nyata

Jubing Kristianto





About Jubing Kristianto
Jubing Kristianto is four times national winner of  "Yamaha Festival Gitar Indonesia" (1987, 1992, 1994,  and 1995). He's also a recipient of Distinguished Award  at "Yamaha South-East Asia Guitar Festival" in 1984.
He studied classical guitar from Suhartono Lukito and Arthur Sahelangi at Yamaha Music School in Semarang and Jakarta, Indonesia. His formal education is not in music but criminology, from Universitas Indonesia.
After been working as journalist for 13 years,  in 2003 Jubing became a full-time guitarist. He's now enjoying activities as guitar teacher, examiner, and endorsee for Yamaha Music Indonesia.
Jubing had been working and performing together with prominent musicians/vocalist in various genre --both in recording or live performing.
Since 2005 he joined Punakawan Quartet together with Jaya Suprana (piano), Heru Kusnadi (bass), and  Junaedi Musliman (percussion). Promoting Indonesian folksong, the quartet had performed in Indonesia, Japan, Australia, and Singapore.
Jubing had released three solo guitar albums: Becak Fantasy (2007), Hujan Fantasy (2008), and Delman Fantasy (2009) produced by IMC Record. Most of the pieces is solo guitar music of his own arrangements and compositions. Children songs, folksongs, and pop songs are his favourite materials. His performances and his CD's had received critical acclaims from music-lovers and media in Indonesia. Rolling Stone Indonesia magazine had enlisted his Becak Fantasy as one of "The Best 20 Indonesian Albums of 2008".
Jubing have wrote two books on guitar: Gitarpedia: Buku  Pintar Gitaris (2007) and Membongkar Rahasia Chord Gitar (2008),  published  by prominent book publisher in Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama. He writes regularly for two Indonesian music magazines: "Staccato" and "GitarPlus".
For watching Jubing's performances, please visit

jubingfantasy

You can contact & connect Jubing at these clickable links
or just simply sent mail to jubing@yahoo.com.

email me


***
"His musical education provided him with the skills to add attractive ornaments " classical, jazz and blues -- to traditional Indonesian songs"
(The Jakarta Post, February 2008)
"Is hard to believe that a single guitar could produces many sounds and nuances of silence at the same time." (Rolling Stone Indonesia, December 2007)
"Jubing had proved  the exploration of guitar playing"
(Forum Magazine, July 2007)
"In Jubing's hand, this six string music instrument could produce thousand kinds of  sounds"  (Kompas, June 2007)
"With his hand, a piece of guitar could became a mini-orchestra"
(Tempo Magazine, July 2007)
***

Tips Bermain Saxophone

on Minggu, 15 Agustus 2010
Ada beberapa persyaratan dalam bermain Saxophone
Teknik Pernafasan, Tone (Ambusheer) & Fingering
PERNAFASAN : menggunakan nafas perut dan dada, artinya nafas perut ada cara mengambil nafas yang benar mengingat perut mampu menampung 12 liter udara, sedangkan dada hanya menampung 5 liter udara.
Cara berlatih nafas perut al sbb. :
Tarik nafas dengan mulut lalu disimpan dalam perut, sehingga perut cenderung membesar sampai dirasakan udara ada di perut sampai pinggang, lalu keluarkan dengan mendesis secara perlahan (efisien) dan lakukan secara berulang (apabila dada yang mengembang maka disebut nafas dada, tapi bila dada tidak bergerak dan perut membesar artinya pernafasan perut telah dilakukan dengan benar).
Tarik nafas dengan mulut lalu disimpan dalam perut, sehingga perut membesar lalu dikeluarkan sedikit2 dengan mendesis (seakan perut memompa udara keluar sebagian2).
Pernafasan yang disarankan menggunakan perut agar kita mampu meniup saxophone lebih kuat dan panjang, sedangkan nafas dada boleh digunakan untuk emergency (saat kita harus mengambilkan nafas dengan cepat)
TONE : merupakan hal yang paling penting dalam bermain saxophone, karena tone/suara yang bulat/tebal/bright akan merdu di dengar dan harmonis dengan instrumen musik lainnya.
Cara berlatih :
Berlatih nada panjang dengan cara stacato di awal nada utk seluruh nada chromatic atau semua nada dasar.
Berlatih nada panjang pelan (piano) dan nada keras (forte) atau cressendo dan decressendo.
Berlatih nada bawah dan atas
Berlatih stacato dan legato
Minimal berlatih nada panjang setiap hari minimal 15 menit
FINGERING : harus disiplin menggunakan teknik agar kecepatan, akurasi dan halus setiap klep yang ditekan tidak berbunyi.
Cara berlatih agar fingering menjadi baik al :
Jarak jari dengan tuts/klep harus tetap dekat dengan tuts, agar tidak ada jarak bila jari tidak menekan tuts.
Melatih nada tertentu secara berulang-ulang yang posisinya sulit seperti C ke D, C# ke D, D# ke E, F ke F#, F ke G#, F# ke G#, G# ke A, G kw A#, G# ke A#, A# ke B, A# ke C, B ke C dll
Melatih nada2 chord seperti C – E – G – C, C – F, A, C, D, G, B, D dan patern/etude/scale al blues (C-D#-F-F#-G-A#), pentatonic (C-D-E-G-A-C)
Sigh Reading dan Primavista
Membaca not balok merupakan salah satu persyaratan dalam bermain musik, karena membaca not balok merupakan media untuk bermain saxophone secara group dengan instrument musik lainnya (band,ensemble, orchestra) agar serasi, akurat dan sesuai arrangement yang diharapkan oleh arranger, composer & conductor.
Selain itu membaca not balok bermanfaat untuk mengenal dan mempelajari lagu2 standard, pop dan jazz dari buku2 musik manapun dan mempelajari scale2, patern dan contoh2 improvisasi dari buku2.
Primavista yaitu keakurasian dalam membaca not balok secara langsung dan cepat, jadi untuk mampu menguasai primavista harus berlatih membaca not balok setiap harinya (minimal 30 menit).
IMPROVISASI
Improvisasi dapat dipelajari dengan memenuhi beberapa syarat sbb. :
Menguasai pemahaman tentang isi chord dan fungsinya, jadi sebaiknya belajar saxophone harus mempelajari piano/gitar.
Berlatih patern/etude major,major6,dominan7,major7,major9, major11, major13, minor, minor6, minor7, minor9, diminished, augtemented, whole tone dll
Berlatih blues scale seperti C-D#,F,F#,A#,C, pentatonic scale seperti C-D-E-G-A-C dll.
Menguasai solvegio artinya mampu mengindentifikasi nada dalam not angka.
Banyak referensi CD saxophonist dunia seperti david sanborn, ernie watts, charlie parker, dave koz, stan getz, pacuito de riviera, dave vallentine, winton marsallis dll
Bagi yang hanya ingin belajar memainkan lagu dengan saxophone tentunya harus menguasai urutan lagu tersebut (bait1, bait2, reff, bait3 atau chorus) dan mengetahui not lagu tersebut, minimal mampu merasakan nada2 dari lagu tersebut (by feeling/by heart).

awal kuliah

on Senin, 09 Agustus 2010
ini awal masa perubahan dalam hidupku.
perubahan pola pikir, perubahan kebutuhan, dan perubahan banyak sekali dalam hidupku. meski perih di dadaku semakin sering kumat, tapi evrythng gnna b ok.

aku dapet kuliah di UNY di jurusan seni musik, mungkin memang sejak kecil cita2ku emang di situ. aku suka main musik dan aku ingin musik jadi pengisi hidupku.
aku akhirnya memutuskan untuk kost di daerah karangmalang, meski mahal dan rawan maling, aku tetp ambil di sana meski aku ngga pernah tau apa yang bakal terjadi.

tentu tau hajat pertama orang ngekost adalah "boyongan". aku lakukan berdua sama mama. lumayan capek dan menguras kantong.
awal ngekost udah mulai asik. hingga sampailah di saat ospek. awalnya rada ngeri juga sih denger kata "ospek". tapi ternyata cuma gituan aja, lebih serem MOS.
aku ospek gabung di grup yang menyenangkan dan menurutku mereka low profile. meskipun aku jadi ketua gugus, ternyata kami bekerja sama dgn baik sampai grupku sukses jadi yang tergiat. ospek jurusan menyentakku dengan permainan musik kakak kelasku yang bisa dibilang jauh banget sama kemampuanku. ahhh semoga aku mampu mengejar kemampuan mereka. aku minder,


aku ngga bakal tau apa yang bakal terjadi esok. yang penting jalani aja

Atilia : The New Jazz Lady from Malaysia

on Selasa, 20 Juli 2010
atiliaMeet Atilia, a rising star from Malaysia, that stunned many people at Java Jazz 2008 with her great performance. Atilia is set to be the next crooners in Malaysia. She has crisp husky voice that sounds very beautiful. Her mom, Salamiah Hassan is not a stranger for Malaysians, one of the most renowned jazz and evergreen singers in the country.
Does the fact give her some advantages or setbacks? “No one wants to be the shadows of another.But with my mum, I take it as a blessing and priviledge. After all, without her, where would I be now?” she said. “She was my drive, my catalyst, my support and the shoulder that I cry on when I need to bawl out. In all, no one can have a better best friend than what I have with my mum.”
Born in the southern state of Johor, and grew up in Kuala Lumpur, Atilia feels complete support from her family. That boost up her confidence in creating some of the finest melodies in Malaysia. The evident is revealed in her debut album, “Sangkar” that has launched in March 2007 and marketed domestically in June 2007 in Malaysia.

She’s not a stranger to music industry at all. She began to sing at the early age of eight. She sang jingle for Kentucky Fried Chicken when she was 9 years old, and that started her career in music. When she was 12 years old, she represented Indonesia, Malaysia and Singapore for Regional Coca Cola Commercial that was held in England.
In 1996, Roslan Aziz, the Sultan of Soul in Malaysia, and the man behind some great names like Sheila Madjid and Zainal Abidin, and the head of Roslan Aziz Production (RAP) spotted her, then produced her first single “Pelangi Mimpi” (The Rainbow of Dream). Between 1996 to 2000, while waiting for her musical talent to brew even better, Atilia worked with Amir Yusoff’s Aquarius album, with Sasi the Don’s The Tide is High, with Poetic Ammo on Pass the Honey, and of course with the mum, Salamiah Hassan.
Her inspiration came from Sade, Earth Wind and Fire, Incognito, Brand New Heavies, Malaysian artists Sheila Madjid, Azlina Aziz, Khatijah Ibrahim, Fairuz Hussein, or Indonesian artists Adien, Maliq n d’Essentials, Tompi and the Bali Lounge album.
The album “Sangkar” (Cage), is a long awaited album. It’s been in the making for 10 years, and now it’s ready. She’s ready to shine in the music scene. Atilia sings with the most simplistic manner, without vocal acrobatics to impress her capabilities of reaching several octaves. All she desire is to project and tell stories in a musical and soothing manner that will have you glued to your speakers and hear the crispness and clarity of her voice. This album is great, with 10 songs that will surely lighten up your days.
For further information about Atilia, you can visit her at http://www.myspace/rajaatilia.com and http://www.atilia.us

Balawan

balawan I Wayan Balawan is a jazz guitarist from Ubud, Gianyar, Bali. He was born on September 1973, and grew up around the Balinese gamelan music environment. He started playing guitar when he was still 8 years old, and made his first band when he was 14 years old. When he reached 20 years old, he went to Sydney to study at the Australian Institute of Music under a scolarship, then he came back to Bali and formed Batuan Ethnic Fusion, where he brilliantly combining Balinese gamelan music and jazz. Until now, he’s considered as one of the most famous and favorite Indonesian jazz guitarist.
Balawan has a really special style. His “Touch Tapping Style” (almost like Stanley Jordan style), a style with eight finger plays to tap the fretboard, covering all the bass, chord and melody all alone. His left hand handles chord and bass, while the right hand tapped the melody, which resembles piano playing. His albums are all great, combining Balinese instruments with jazz fusion. You’ll feel the magical Balinese feeling in the shape of jazz, amazing blend of ethnical eastern side of the world with the western world, all in the plays of brilliant guitarist, Balawan.
Discography:
- GloBALIsm (with Batuan Ethnic Fusion) (2000)
- Balawan (2001)
- Magic Finger (2005)
- Trisum (trio guitarists band with Dewa Budjana & Tohpati) (2007)
balawan I Wayan Balawan is a jazz guitarist from Ubud, Gianyar, Bali. He was born on September 1973, and grew up around the Balinese gamelan music environment. He started playing guitar when he was still 8 years old, and made his first band when he was 14 years old. When he reached 20 years old, he went to Sydney to study at the Australian Institute of Music under a scolarship, then he came back to Bali and formed Batuan Ethnic Fusion, where he brilliantly combining Balinese gamelan music and jazz. Until now, he’s considered as one of the most famous and favorite Indonesian jazz guitarist.

Balawan has a really special style. His “Touch Tapping Style” (almost like Stanley Jordan style), a style with eight finger plays to tap the fretboard, covering all the bass, chord and melody all alone. His left hand handles chord and bass, while the right hand tapped the melody, which resembles piano playing. His albums are all great, combining Balinese instruments with jazz fusion. You’ll feel the magical Balinese feeling in the shape of jazz, amazing blend of ethnical eastern side of the world with the western world, all in the plays of brilliant guitarist, Balawan.


Discography:

- GloBALIsm (with Batuan Ethnic Fusion) (2000)
- Balawan (2001)
- Magic Finger (2005)
- Trisum (trio guitarists band with Dewa Budjana & Tohpati) (2007)

ada yang hilang

Aku hanya bisa terdiam
Melihat kau pergi dari sisiku
Dari sampingku
Tinggalkan aku seakan semuanya
Yang pernah terjadi
Tak lagi kau rasa

Masih adakah tentang aku
Di hatimu yang kau rasakan
Coba kau rasakan
Mudahkah bagimu untuk hapuskan
Semua kenangan bersama denganku
Tak pernah sedikit pun
Aku bayangkan betapa hebatnya
Cinta yang kau tanamkan

(I)
Hingga waktu beranjak pergi
Kau mampu hancurkan hatiku

Reff :
Ada yang hilang dari perasaanku
Yang terlanjur sudah
Kuberikan padamu
Ternyata aku tak berarti tanpamu
Berharap kau tetap di sini
Berharap dan berharap lagi

Ibanez AK-86

on Rabu, 07 Juli 2010
http://i34.photobucket.com/albums/d139/cameron1989/Ibanez.jpg

Summary
Manufacturer URL http://www.ibanez.com/
Features 8.5 (2 responses)
Sound 8.0 (2 responses)
Action, Fit, & Finish 8.5 (2 responses)
Reliability/Durability 8.5 (2 responses)
Customer Support 6.0 (1 response)
Overall Rating 7.0 (1 response)

* In an effort to build our HC 2.0 community all written reviews will be entered on HC 2.0 Beta

Write a Review on HC 2.0 Beta


Product: Ibanez AK-86
Price Paid: USD 318.00

Features : 10
gloss finish (violin) figured maple sides time looks like lam'spruce
two humbuckers, four knobs, three position control, passive pickups
sharp cutaway like l75

Sound : 9
Playing jazz and background jazz. "kicks b-tt"
Can dial in a very warm sound
has a tendency for feedback
like the guitar very much and am "gased" about the price.

Have four of the AF models but this one is more acoustic in nature.

Action, Fit, & Finish : 9
Guitar needs work out of the store. some filing here and there.
Was really pleased at the truss rod response and smooth ride.
Pickup are good enough but not excitingly great.

Reliability/Durability : 9
Dependable. Took it out after getting two days ago and worked like a pro!!! Always a great idea to take a backup guitar but never took my backup all of the night

Customer Support : 6
Well you guys know these guys.

Overall Rating : No Opinion
Been playing for the last 40 years have owned several guitars some great some not so great and some real dogs.
I like this guitar. I love the price. I like the sound. I like the feel. I would buy another on if it were lost or..., When you compare 175 prices you can't justify passing this guitar up. Try it!!!

BIOLA TERMAHAL DIDUNIA

on Senin, 05 Juli 2010
Sebuah biola Stradivarius memecahkan rekor lelang termahal di balai lelang Christie.
Biola ini dikenal dengan julukan "The Hammer" alias "si Palu". Dinamakan demikian karena pernah dimiliki oleh Christian Hammer, seorang kolektor Swedia pada abad ke 19.
Biola Stradivarius ini telah berumur hampir 300 tahun, telah memecahkan rekor harga termahal yang pernah dibayarkan untuk sebuah alat musik. Terjual pada hari Rabu 17 Mei 2006 di balai lelang Christie New York, dengan harga fantastis US$ 3.5 Juta setara dengan 280 Milyar Rupiah.
Instrumen musik ini dibuat pada tahun 1707, yang telah mengalahkan harga penjualan sebuah biola Stradivarius yang lain pada tahun 2003, seharga US$ 2.03 Juta.
Pembelinya tidak disebutkan namanya, tetapi sumber dari balai lelang Christie New York menyebutkan dia adalah seorang pencinta dan pelindung seni musik klasik. Selama ini biola tersebut dimiliki oleh seseorang, yang sering meminjamkannya kepada orkestra ternama didunia.
Lelangnya sendiri berlangsung amat menegangkan, dengan reaksi-reaksi tercengang diperlihatkan oleh para penonton yang menyaksikan lelang tersebut. Tepukan yang amat meriah terdengar pada waktu tawaran mencapai US$ 3 Juta.
"Saya harus mengakui bahwa saya hampir tidak dapat bernapas pada waktu menyaksikan lelang tersebut," kata Kerry Keane, kepala dari departemen instrumen musik balai lelang Christie. Dia mengatakan bahwa biola ini akan terus dimainkan pada konser-konser musik klasik mendatang diseluruh dunia.

Antonio Stradivari adalah seorang pembuat biola paling ternama dalam sejarah.
Dia telah membuat lebih dari 1000 biola, viola, cello dan violoncellos. Hasil kerja Stradivari yang paling belakangan telah menghasilkan alat-alat musik terbaik yang amat di gandrungi oleh para pemusik dunia. "Biola ini menghasilkan suara indah, yang tidak dapat disaingi oleh pembuat biola manapun," kata Mr. Keane. "Apabila dimainkan, anda dapat mendengar suara biola ini dari tempat duduk baris paling depan, maupun dari tempat duduk paling murah dibelakang,"
Biola "The Hammer" ini dibuat pada masa keemasan Stradivari 1700-1720, yang kemudian dibawa ke Amerika pada tahun 1911.
Sebelum lelang, balai lelang Christie memperkirakan harga biola ini antara US$ 1.5 Juta sampai US$ 2.5

harmonika kromatik

Seydel Saxony



Hot item yang baru saja direlease ini banyak mendapat baik pujian maupun kritikan, karena memang sedang sangat diperhatikan di pertengahan tahun 2009 ini di kalangan pencinta harmonika kromatik. Pabrik harmonika yang mengaku tertua di dunia, satu-satunya yang masih “asli” Jerman dan dibuat dengan tangan ini menerobos dengan rancangan reed baja tahan karat yang rapat dengan slot-nya, comb alumunium dan reedplate perak Jerman. Hasilnya adalah sebuah harmonika yang sangat responsif, dengan kerapatan nada dan gerakan slide yang sangat ringan dan lincah. Seydel sudah dikenal dengan responsifitas nada rendah yang sangat ringan bahkan untuk nada draw-nya, seperti penulis rasakan di model Chromatic Deluxe.
Hasil pengamatan penulis menambahkan bahwa masih ada beberapa kekurangan yang cukup bisa ditoleransi, misalnya adanya sedikit resonansi di nada draw lubang kelima (nada D4). Juga nada-nada tinggi sedikit terlalu melengking dan bergetar, yang nampaknya cukup bisa dimengerti mengingat suaranya bertipikal lantang. Yang banyak dikritik kalangan pengamat/pemain adalah hasil pengerjaan akhir di permukaan badan Saxony, seperti tepi sudut reedplate yang seakan belum selesai penghalusannya, yang akan terasa cukup tajam di telapak tangan, bagi pemain dengan kebiasaan tertentu.
Perbedaan yang mencolok dibandingkan harmonika lain adalah bobotnya yang cukup berat, karena dapat dikatakan ini salah satu harmonika all-metal di dunia. Ruangan slide assembly dibuat lebih rapat dengan sekeping tutup atas pelat slider hasil cor (bukan pelat seperti biasa).
Dari informasi yang kami dapatkan dari Seydel, bisa jadi mereka akan menerobos kembali di tahun mendatang ketika mereka menyediakan versi configurable tuning seperti yang sudah tersedia untuk model Chromatic Deluxe. Versi 16 lubang juga sedang dalam persiapan para perancang Seydel.
Secara keseluruhan, Seydel Saxony merupakan salah satu produk “out-of-the-box” (tanpa pengerjaan tambahan spesialis custom atau tuning) terbaik yang dapat ditemui di pasaran. Seorang pengguna setia Hohner Meisterklasse yang mencoba Saxony bahkan memberikan penilaian bahwa harmonika ini sudah berada di tingkatan yang sama dengan model kelas atas Hohner tesebut.

Hering's Deluxe Chromatic Harmonica



(Review Iman Budi Santoso, Musisi dan pengamat harmonika Kromatik)

Harmonika ini termasuk harmonika kromatik yang bersuara lantang yang akan kehilangan responsifitas bahkan kehilangan suara ketika dimainkan dengan tenaga minim. Sangat bermanfaat untuk mengatasi kesulitan di atas panggung untuk mengontrol nada yang kita mainkan, ketika suara instrumen lain mendominasi sound system. Suara harmonika ini berkesan agak ”metalik”, cukup bulat namun kurang merdu. Beberapa kritisi menilai suara harmonika Hering mirip suara akordeon, namun saya menilai suara harmonika ini serupa pula suara harmonika seri 64 Hohner.

Responsifitas nada mulai dari C rendah (satu oktaf di bawah) sampai lubang nomor 16 (di kebanyakan harmonika bernomor 12) sangat baik. Terasakan ada jarak cukup jauh antara nada-nadanya, yang mungkin bermanfaat bagi pemula yang baru mulai memetakan nada, dan akan lebih terasakan lagi karena bentuk mouthpiece yang sangat menonjol, namun permainan oktaf (pergerakan nada jauh) cukup halus dan tidak menggesek permukaan bibir, mungkin karena permukaan depan yang rata dan berlubang bundar.

Cetakan comb acrylic dan cetakan grafis ”HERING” di bagian belakang (yang menghadap ke penonton) kasar dan berkesan murahan. Untungnya penampilan pelat kromium di penutup reedplate cukup halus dan gemerlap 

Bends Tonica 56



(Review Iman Budi Santoso, Musisi dan pengamat harmonika Kromatik)

Bagi perusahaan Bends yang baru berumur beberapa tahun saja, design harmonika ini sangat saya acungi jempol. Tonica merupakan model kromatik keluaran Bends yang diunggulkan diatas model Allegro yang lebih diarahkan kepada pemain kromatik pemula. Dari ketiga varian Tonica, varian berlubang 14 ini cukup fleksibel, apalagi dengan responsifitas nada rendahnya yang cukup baik.

Dibandingkan beberapa harmonika kromatik lain yang pernah saya coba, sangat terasa kerapatan posisi antara nada-nada yang bersebelahan, yang menurut saya sangat membantu untuk pergerakan dalam lagu yang bertempo cepat, meskipun tidak mengurangi pula kemampuannya dalam efek bending. Mouthpiece Tonica berukuran ketebalan sedang dengan tepi permukaan yang cukup halus. Suaranya yang cukup bulat, mellow dan merdu tidak didukung kemampuan untuk menghasilkan volume besar, sehingga dalam situasi tertentu sering kalah bersaing dengan instrumen lain di atas panggung, apalagi jika speaker monitor tidak banyak membantu. Namun, di lain pihak, kemampuannya untuk dimainkan dengan volume amat kecil tanpa kehilangan responsifitas sangat membantu dalam keadaan diperlukan, misalnya untuk berlatih di rumah.

Beberapa kelemahan yang saya temukan adalah mengelupasnya lapisan kromium di permukaan mouthpiece, terlepasnya salah satu windsaver, tersendatnya beberapa nada blow yang sering digunakan, tergerusnya permukaan pelat slide yang dilapisi bahan khusus oleh pelat mouthpiece assembly di sebelahnya, dan salah satu baut mouthpiece yang tidak dapat dipasang kembali ketika membongkar mouthpiece assembly. Namun, secara keseluruhan tidak terlalu mengganggu kesukaan saya pada harmonika ini.

Mungkin penilaian ini tidak cukup obyektif, mengingat harmonika yang saya pakai ini merupakan pemberian harpist kenamaan yang punya nilai sejarah yang tinggi bagi saya, sehingga saya pribadi tidak tahu dengan pasti apakah ini merupakan barang ”out of the box” atau sudah ditangani seorang tuner atau custom specialist.

Penilaian lain yang tidak dapat dihindari adalah design ”graphics printing” indah di permukaan pelat penutup reedplate atas dan bawah yang berwarna dasar hitam yang meninggalkan pola artistik yang bercitarasa tinggi berwarna dasar warna perak pelat stainless steel, dan cetakan tinta hitam di comb acrylic yang juga halus  

Seydel Chromatic Deluxe



Adalah seri Chromatic terbaru dari SEYDEL Jerman yang di release pada bulan Februari 2009. Seydel adalah perusahaan harmonika tertua di dunia. saat ini Seydel mengusung teknologi terbaru untuk airtight terbaik dibandingkan jenis harmonika yang pernah ada. Banyak piliha kunci nada yang di sediakan oleh seydel meskipun demikian nada C adalah yang paling populer dimainkan para musisi harmonka kromatik. Lubang nada berbentuk kotak seperti halnya harmonika kromatik kelas mewah, ukuran lubang jauh lebih besar di bandingkan hohner 270 super atau Hohner Toots Mellow Tone, dimaksudkan untuk menghasilkan suara yang lebih kuat dan solid. Harmonika Seydel Chromatic Deluxe termasuk yang sering di rekomendasikan para Chrom palayer saat ini.

Jumlah Lubang :12
Jumlah Oktaf: 3
Lubang: Kotak
Body: Kayu
Kisaran Harga : Rp. 1 Juta.

Hohner: 270/48 Super Chromonica








Seri paling populer keluaran Hohner, Harmonika Kromatik ini banyak direkomendasikan banyak pemain harmonika terkenal.Hendrik Muerkens sering menggunakan harmonika ini sebagai teman panggungnya.

Jumlah Lubang :12
Tangga Nada: 3
Lubang: Kotak
Body: Kayu
Kisaran Harga: Rp. 1,3 juta.


Hohner Chromonica 270/48 DELUXE


Generasi terbaru Chromonica 12 lubang, ,merupakan pengembangan dari Chromonika 270 super. menggunalan lubang bulat dan reedplate ( tembaga pengasil nada) yang lebih tebal sehingga menghasilkan suara yang lebih bulat.



  • Assembled with 5 reed plate screws to maximize airtightness and facilitate maintenance.



  • Chrome plated mouthpiece featuring round holes for greater playing comfort.
    (will also fit the standard Chromonica 270/48 and Toots' harmonicas).



  • Extra thick brass reedplates (1.2 mm) for a full, powerful sound.



  • Smooth and silent slide mechanism.



  • Natural finished pearwood body with rounded edges for improved ergonomics. The slide assembly can be installed for sinistrals' use.



  • The tested cover design is stable and robust and is attractively engraved.



  • Jumlah Lubah: 12 lubang



  • Jumlah oktaf: 3



  • Kisaran Harga: Rp. 1.6 juta

  • greatest jazz album

    Putumayo Presents French Cafe



    01 Paris Combo - Fibre De Verre
    02 Serge Gainsbourg - Marilou Sous La Neige
    03 Barbara - Si La Photo Est Bonne
    04 Enzo Enzo - Juste Quelqu'un De Bien
    05 Georges Brassens - Je M'suis Fait Tout Petit
    06 Jane Birkin - Elaeudanla Tιitιia
    07 Coralie Clιment - La Mer Opale
    08 Mathieu Boogaerts - Ondulι
    09 Brigitte Bardot - Un Jour Comme Un Autre
    10 Paris Combo - On N'a Pas Besoin
    11 Sanseverino - Mal T Mains
    12 Baguette Quartette - En Douce
    13 Polo - La Fιe Clochette

    puisi soe hok gie

    on Jumat, 02 Juli 2010
    ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
    ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
    tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

    bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
    atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi

    ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
    ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
    tapi aku ingin mati di sisimu sayangku

    setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
    tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

    mari, sini sayangku
    kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
    tegakklah ke langit atau awan mendung

    kita tak pernah menanamkan apa-apa,
    kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

    soulfreak

    lelah
    langkah ini terseret di sela debu dan bebatuan
    aku harus hentikan langkah yang semakin sunyi dan mencekam
    kawanku tlah lama hilang
    bersama burung buas pemakan bangkai di pertigaan nafas
    aku terus melangkah mengikuti sang angin bertiup

    kadang memang aku terlalu lelah
    menahan sakit dari luka sayatan di perut
    aku berjalan membujur
    aku berlari melintang
    mencari satu dua rupa temaram

    benar-benar sunyi ketika nafas terhela
    aku benar-benar liar

    Catch The Windblows

    Catch The Windblows (Endah 'n Resha)

    When I wake up everyday
    I smell coffee near my window
    I realize it’s summer day
    Then I start leaving my pillow
    i don’t wanna miss a greatest thing I’ll have today
    suddenly I thank God im still alive in this beautiful day

    whole world seems so wonderful to me
    even though im blind and cannot see the sunrise
    even though im blind, I only catch the windblows in my hand
    I am happy

    Yellow, green, sunburst, pink many colors don’t mean a thing
    They don’t disturb me at all
    Real world not so complicated to me until I die
    The more I feel the more I see in everything that passion me
    The more I feel the more I believe in everything that makes me want to
    Live

    whole world seems so wonderful to me
    even though im blind and cannot see the sunrise
    even though im blind, I only catch the windblows in my hand
    I am happy


    entah kenapa, lagu ini slalu bawa aku ke suatu alam. yang disana cuma ada dia, dia, dan dia

    artis java jazz

       Adonis Puentes Alexandra Sherling Allen Hinds Arturo O'Farril Bill Evans Bob James Breakestra Brian Lynch Unsung Heroes Brian Simpson Chieli Minucci Christian McBride and Inside Straight Darryl Jones David Murray Black Saint Quartet Dedication feat. Alexandra Sherling, Valeri Grohovski's Jazz Trio, Hermitage Diane Warren's Greatest Hits feat. Due Voci Direct from Vegas The Rat Pack� with Ron King Big Band Dr. ROBERTO AYMES (MEXICO) Emilio Santiago Eric Benet with Ron King Big Band George Duke Griffith Frank Harvey Mason HDV Trio (Austria) Hendrik Meurkens Samba Jazz Quartet Hubert Laws Ivan Lins Jane Monheit Jazzanova Live! feat. Paul Randolph Jeff Lorber Jessy J John Legend Karen Briggs Karsh Kale & MIDIval Punditz Kenny 'BABYFACE' Edmonds Kurt Rosenwinkel Guitar Clinic Lao Tizer Lee Ritenour Maurice Brown Melvin Davis Michael Paulo Mindi Abair Nathan Haines Novello B3 Randy Brecker Robben Ford Roberta Gambarini Quartet Rodney Holmes Ron Bruner Jr. Ron King Big Band Roy Hargrove Quintet RTM Orchestra (Malaysia) Rufus feat. Sly Stone Sax Divas SAXPACK (Jeff Kashiwa, Michael Paulo, Kim Waters) Sheila Majid Soulbop Special Edition Special EFX State of Monc Steve Lukather The Johnny Thompson Singers The Manhattan Transfer with Ron King Big Band The Manhattan Transfer: The Chick Corea Songbook Toni Braxton Tony Monaco Wet Floor  Artists Still To Be Considered  Randy Brecker / Bill Evans SOULBOP Special Edition with Steve Lukather, Robben Ford, Darryl Jones, and Steve            Indonesian Artists   Artists Final Confirmation  /rif Special Project feat Toni Monaco, State of Monc Horn, &DJ Cream 21st Night Aditya feat Aminoto K, Andi Rianto, Adrian, Kyriz Akordeon Aksan Sjuman & The Committee of the Fest Anda with The Joints Andezz Andien Andra & the backbone acoustic feat Ari Lasso Andre Harihandoyo & Sonic People Andre Hehanusa Angel Percussion BAG Trio Bambang Nugroho Straight Ahead Bandanaira Barry Likumahuwa Project Batak Sensation Beatbop jazz Project Benny Likumahuwa Jazz Conection Benny Mustafa Quartet feat Indra Lesmana, Yance Manusama, Nikita Dompas Bubi Chen Chlorophyl Coklat Contra Indigo David Manuhutu Dewa Budjana feat Dewi Gita Dira J. Sugandi Drew Dwiki Dharmawan Project Eclairs Ecoutez Elfa's Singers Elfa's Jazz Youth Endah 'n Rhesa Esqi:EF Feat Syaharani and The Queenfireworks Farah Di feat Rien Djamain Glenn Fredly Gugun Blues Shelter Idang Rasjidi Special Funk Project Imela Kei Indonesian Youth Regeneration feat Ello & Mus Mujiono Indra Aryadi Indro Hardjodikoro Trio Ireng Maulana & Friends Jakarta Broadway Singers Jakarta Broadway Team JavaJazz feat. Indra L., Gilang R., Matez, Donny S., Dewa Budjana Lala Suwages Leonardo Ligro Trio Major Seventh Maliq & D'Essentials Maya Hasan Sound of Light feat Fariz RM, John P, Adi D, Sandy W, Iwan H, Michael Mian Tiara Monita Tahalea Nikita Dompas & His Fellow Musicians Nita Aartsen-Latin Jazz Mania Notturno feat Chroma String Quartet Oele Pattiselano's Tribute to Stevie Wonder Opustre Soul Big Band feat Lea Simanjuntak Papayafil Pitoelas Bigband Quartet Punakawan feat Jaya Suprana Rafi & The Beat with Soul Generation feat Soulmate , Rudlof , Davina , Bona Pascal , Radhini Aprilia RAN Revelation Sandhy Sondoro Sarimanuk Quartet Simak Dialog Sol Project Soulvibe SUB 4 Surabaya All Star The Profesors Tika N The Dissidents Titi Sjuman Folk Jazz Project Tjut Nyak Deviana Tohpati & Friends Tropical Transit (Bali) Yeppy Romero & Harry Toledo Yovie Widianto Fusion Yuri Mahatma Zarro & Mercy Dumais

    sunyi dan sulit

    on Senin, 28 Juni 2010
    selamat pagi (banget)
    semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin..
    semoga kamu bahagia hari ini
    aku sayang kamu

    detik dan menit datang layaknya embun
    sungguh kejam dan menyeretku lebih jauh dari bahagia
    lebih padam dan sunyi, lebih menggairahkan para setan
    dia tersenyum dibalik wajah manisnya

    maaf sayang, aku ketiduran
    ternyata hati ini masih berdiri di ujung pulau
    pulau sepi dan hijau
    Tuhan pun memanjakanku
    akupun semakin manja dan terlalu banyak meminta. hingga...

    AKUPUN MEMOHON KIRANA MENJADI PENDAMPINGKU

    cinta di senja kelam

    lelah, berdiri diantara jejak yang aku tak mampu menghapusnya.
    sakit.. sungguh menyakitkan ketika malam menjadi penjara penyiksaan dalam hidup
    ketikan tujuan menjadi semakin buram dan menghablur

    sajak tentang cinta seperti dedaunan di kala senja
    senja yang kejam
    siap membunuh dengan berbagai senjatanya
    dia siap membunuhku
    dia rasa rindu

    oh ternyata bukan
    hatiku terus berteriak iya
    terus saja mengaduh hingga setan berlarian
    kadang nafas ini berat
    terlalu berat untuk kutari dan terlalu mudah lari dari dadaku

    sang angin berbisik mesra pada bunga di taman
    sudahkah kau mencium aromaku
    sudahkah kau tersenyum pagi ini
    sang angin terus memeluk erat bunga itu
    semesra yang kita tau di layar khayalan kita


    kalau detikku jauh
    begitu jauh di balik agungnya bukit
    bukit tak berpenghuni dan sepi
    menuntun rasa takutku semakin jauh berjalan
    oh cinta.. kejam nian kau

    Pohon, Daun dan Angin



    Quantcast

    POHON

    Orang-orang memanggilku “POHON” karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali.
    Ada satu wanita yang sangat AKU cintai, tapi AKU tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak cantik, tidak memiliki tubuh yang sexy. Dia sangat peduli dengan orang lain, religius, tapi dia hanya wanita biasa saja. AKU menyukainya. Sangat menyukainya. Gayanya yang innocent dan apa adanya, kemandirian nya, kepandaiannya dan kekuatannya.
    Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku. AKU takut jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. AKU takut kalau gosip-gosip yang ada akan menyakitinya. AKU merasa dia adalah “sahabatku”. AKU akan memilikinya tiada batasnya, tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia. Alasan yang terakhir membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tau AKU mengejar gadis-gadis lain dan AKU telah membuatnya menangis selama 3 tahun.
    Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah,“Lanjutkan saja” katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak dan merah. AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, but AKU tertawa bercanda dengannya seharian di ruang itu. Di sudut ruang itu dia menangis, dia tidak tau bahwa AKU kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Hampir 1 jam kulihat dia menangis disana.
    Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, AKU tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi AKU masih tetap bersama pacarku. AKU berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget. AKU tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. AKU tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia. AKU juga sedih.
    Ketika AKU putus dengan pacarku yang ke 5, AKU mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, AKU mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku. AKU cerita tentang putusnya AKU dengan pacarku. Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang. AKU tau pria itu, dia sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi dan menarik.
    AKU tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, AKU hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan AKU tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat berat didadaku. AKU tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya. Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya. Sudah sering AKU melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya. Handphoneku bergetar, ternyata ada SMS masuk, SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis. SMS itu berbunyi, ”DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?”

    DAUN

    AKU suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena AKU merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan. Selama 3 tahun AKU dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “Sahabat”. Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, AKU mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya CEMBURU. Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika mereka putus, AKU menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.
    AKU menyukainya dan AKU tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah? Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa. AKU mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tapi, mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman?
    Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. AKU tahu kesukaannya, kebiasaannya, tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan AKU seorang wanita untuk mengatakannya bukan ? Diluar itu, AKU mau tetap disampingnya, memberinya perhatian, menemani,dan mencintainya. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam, mengharapkan dia mengirimiku SMS. AKU tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untuk ku, karena itu, AKU menunggunya.
    Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini. 3 tahun cukup berat untuk kulalui dan AKU mau menyerah. Kadang AKU berpikir untuk tetap menunggu. Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku, setiap hari dia mengejarku tanpa lelah. Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku. AKU berpikir apakah aku ingin memberikan ruang kecil di hatiku untuknya ?!
    Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon Akhirnya, AKU sadar bahwa AKU tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil di hatiku. AKU tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik. Akhirnya AKU meninggalkan Pohon, tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal. AKU sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.
    “DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau POHON tidak memintanya untuk tinggal?”

    ANGIN

    AKU menyukai seorang gadis bernama Daun. karena dia sangat bergantung pada Pohon, jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat. Angin akan meniup Daun terbang jauh. Pertama kalinya AKU melihat seseorang memperhatikan kami. Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman-temannya memerhatikan Pohon.
    Ketika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu di matanya. Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya. Memperhatikannya menjadi kebiasaanku seperti daun yang suka melihat Pohon. Satu hari saja tak kulihat dia, AKU merasa sangat kehilangan.
    Di sudut ruang itu, ku lihat pohon sedang memperhatikan daun. Air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi. Esoknya, Ku lihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon. AKU melangkah dan tersenyum padanya, Kuambil secarik kertas, kutulis dan kuberikan padanya, Dia sangat kaget. Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku. Esoknya, dia datang menghampir ku dan memberikan kembali kertas itu. Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon. AKU melihat kearahnya, kuhampiri dengan kata-kata itu. Sangat pelan, dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan telponku.
    AKU tau orang yang dia cintai bukan AKU, tapi AKU akan berusaha agar suatu  hari dia menyukaiku. Selama 4 bulan, AKU telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya. Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi AKU tidak menyerah. Keputusanku bulat, AKU ingin memilikinya dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku.
    Aku bertanya, ”Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas? Mengapa kau selalu membisu?” Dia berkata, “AKU menengadahkan kepalaku”. “Ah?” Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. “Aku menengadahkan kepalaku !” dia berteriak.
    Kuletakkan telepon, melompat, dan berlari seribu langkah ke rumahnya. Dia membuka pintu bagiku, Ku peluk erat-erat tubuhnya…
    “DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?”

    ROLLAND Lucina AX-09

    Roland


    Roland Lucina AX-09
    enlarge...


    Price: Rp.6,790,000.00



    Freedom of Expression

    Features

    Who says keyboardists need to hide behind their gear? Liberate yourself and roam free with the Lucina AX-09 Synthesizer. Lucina is compact, lightweight, and loaded with great sounds, all easily selectable with the onboard Category buttons. Plug in a USB stick and add backing tracks to your performances with the Audio Player function, or plug in an MP3/CD player and jam along with your favorite songs. This ultra-light synth is designed to fit all musicians — even kids. It’s super easy to use yet it packs a heavyweight musical punch with its stellar sounds and expressive controls.
    • Stylish, lightweight, compact design
    • Easy-to-use, intuitive user interface
    • 150 high-quality sounds that cover a wide stylistic range
    • 37-note velocity-sensitive keyboard, 128-voice polyphony
    • External-In Jack and USB-Memory Audio Player Function
    • (You can enjoy playing your favorite songs)
    • Runs on AC or battery power

    Freedom of Expression

    Specs

    Keyboard
    37 Keys (with velocity)
    Sound Generator Section
    Maximum Polyphony
    128 Voices
    Parts
    1 Part
    Tones
    150 Tones (Regular Tones 144, Special Tones: 6)
    Audio Player Section (playable formats)
    MP3
    Format: MPEG-1 audio layer 3 Sampling Frequency: 44.1 kHz Bit Rate: 32/40/48/56/64/80/96/112/128/160/192/224/256/320 kbps, VBR (Variable Bit Rate)
    WAV, AIFF
    Sampling Frequency: 44.1 kHz Bit Depth: 8/16/24 -bit
    Others
    Controllers
    D Beam Controller, Modulation Bar, Touch Controller
    Connectors
    OUTPUT Jacks (L (MONO), R) (1/4 inch phone type), PHONES Jack (Stereo mini type), EXT IN Jack (Stereo mini type), FOOT PEDAL Jack (Assignable) USB COMPUTER Connector (for USB MIDI), USB MEMORY Slot, MIDI OUT Connector (V-LINK), DC IN jack
    Display
    7 segments, 3 characters (LED)
    Power Supply
    AC Adaptor Ni-MH AA SIZE Rechargeable Battery x 8 * Do not use alkaline batteries or zinc-carbon batteries. * Batteries sold separately.
    Current Draw
    600 mA
    Battery Life for Continuous Use
    Ni-MH Rechargeable batteries: approximately 4 hours (This figure will vary depending on the actual conditions of use.)
    Accessories
    Owner's Manual, Quick Guide, Tutorial DVD, Strap, Panel Sticker, USB MEMORY Connector Cap, AC adaptor ( PSB-1U (S) )
    Options
    Pedal Switch: DP Series, Expression Pedal: EV-5, USB Memory
    Size and Weight
    Width
    832 mm 32-13/16 inches
    Depth
    245 mm 9-11/16 inches
    Height
    95 mm 3-3/4 inches
    Weight
    3.7 kg 8 lbs. 3 oz.

    NETRAL

    on Minggu, 02 Mei 2010
    Netral adalah sebuah kelompok musik yang dibentuk pada bulan November tahun 1991. Awal kemunculan videoklip di stasiun TV saat itu (MTV Indonesia yang pada saat itu masih menjadi bagian dari Antv) dari lagu di album pertama, "Wa...lah", Kelompok musik ini disebut-sebut mengusung aliran Rock alternatif.

    Saat terbentuk, Netral hanya terdiri dari tiga personil, yaitu :

    * Bagus Dhanar Dhana (Bagus) - Vokalis dan Bassis
    * Gabriel Bimo Sulaksono (Bimo) - Drummer
    * Ricy Dayandani (Miten) - Gitaris

    Namun saat ini posisi Drummer dan Gitaris telah diganti oleh Eno Gitara Ryanto (Eno) dan Christopher Bollemeyer (Coki). Hanya Bagus yang tersisa sebagai personil awal yang terus berlanjut hingga kini. Saat ini Netral telah beralih label ke Kancut Records, sebuah label independen, yang dibentuk oleh Bagus dan Eno sendiri.

    Sejarah berdiri

    Pada awalnya, Netral memainkan musik dari kelompok musik luar negeri seperti Nirvana, Sex Pistols, Sonic Youth, The Cure, dan lain-lain. Mereka juga tampil dalam acara-acara di sekolah-sekolah maupun universitas-universitas di Jabotabek. Penampilan serta atraksi mereka dipanggung membuat mereka dikagumi anak-anak remaja. Termasuk juga remaja asing yang bersekolah di Jakarta Internasional School (JIS), yang kemudian membuat band ini kerap kali diundang untuk menjadi pengisi acara rutin sekolah tersebut bernama Black Hole.
    Banyaknya pementasan yang dilakukan membuat Netral semakin dewasa dalam penampilan. Sehingga mereka mulai memikirkan untuk membuat album sendiri. Pada tahun 1994, Netral mendapatkan produser untuk album perdananya. Dibawah naungan PT. Indosemar Sakti, Netral berhasil menjual lebih dari 80.000 unit kaset dan Compact Disc dari album perdana ini.
    Hal ini membuat promotor-promotor Indonesia dan media asing tertarik untuk mementaskan Netral. Tercatat sebanyak lebih dari 50 pementasan dalam 1 tahun di seluruh Indonesia.
    Sejak saat itu berita tentang Netral sering memenuhi halaman diberbagai media, baik cetak maupun elektronik.
    Netral disebut oleh pers Indonesia dikatakan sebagai Band Alternatif. Terlepas dari yang diberikan pers Indonesia ini benar atau tidak. Yang jelas band yang dibentuk dari hasil persahabatan di SMA Negeri 55 dan SMA Negeri 60 Jakarta ini hanya memainkan musik yang benar-benar murni keluar dari hati nurani mereka sendiri. Sesuai dengan definisi musik yang kita kenal.
    Musik adalah suatu bahasa yang universal yang dapat dimengerti oleh semua orang, dimana musik menyuarakan isi hati sang pemusik yang memang ingin mengeluarkan dan membagikan apa yang mereka rasakan kepada semua orang. Begitulah tekad personil awal band yang mengusung punk ini adalah Bagus Dhanar Dhana bas/vokal, Gabriel Bimo Sulaksono drum, dan Ricy Dayandani alias Miten gitar.
    Berita tentang Netral juga banyak terdengar di media Elektronik dan juga di media cetak remaja. Hampir semua majalah remaja di Indonesia pernah memuat ulasan tentang band Netral, bahkan majalah sekelas Gatra memuat tentang band ini satu halaman penuh. Album kedua Netral berjudul Tidak Enak dirilis pada tanggal 30 Juli 1996 dan koferensi pers di Jazz Rock Café Jakarta dihadiri hampir seluruh rekan pers di Jakarta dan rekan pers dari daerah lainnya.
    Album kedua Netral berjudul TIDAK ENAK, memang berkesan tidak enak, tetapi bila diamati ada keseriusan dan kepedulian dalam musik Netral sehingga menimbulkan suatu daya tarik bagi yang mendengarnya. Dengan lagu Bobo, boring day , dan desaku album kedua ini tidak kalah angka penjualannya dengan album pertama.
    Band ini semakin dikenal banyak orang sehingga ketika band asing seperti Foo Fighters, Sonic Youth, dan Beastie Boys hadir di Indonesia pada acara Jakarta Pop Alternatif Music Festival, Netral diminta untuk menjadi pendamping band mereka. Tercatat lebih dari 50.000 orang menyaksikan pementasan Netral. Tidak hanya sukses di pementasan, namun sukses Netral juga diikuti dengan masuknya Netral dalam nominasi BASF AWARD untuk kategori pendatang baru terbaik dari group Rock terbaik. Kepribadian sederhana dan apa adanya yang dimiliki oleh Netral membuat band ini banyak disukai oleh siapapun, baik pers, promotor, produser, maupun Fans.
    Daya tarik group band ini mulai berkembang seiring dengan berkembangnya era Globalisasi. Dimana suatu masyarakat tidak statis terhadap suatu pengaruh, tetapi mulai membuka diri untuk mengambil apa yang cocok dan baik buat dirinya.
    Pada tanggal 16 januari 1998, Netral mengeluarkan album ketiga dengan judul “ Album Minggu Ini “ dan berlangsung menggelar tour ke-24 kota di Sumatera dan Jawa. Dengan klip video “ Pucat Pedih Serang “ buatan Rizal Mantovani, membuat penjualan album ini terus bertambah dengan adanya lagu-lagu pertama. Angka ini terus bertambah dengan adanya lagu-lagu lain yang sangat disukai pasar seperti lagu Kau, Selamat Datang, dan Dukun Kebo Ijo. Berbeda dengan album-album sebelumnya, album ini lebih mudah didengar, dengan harapan mampu menyerap pasar yang lebih luas.
    Pada bulan Juli 1998, Bimo menyatakan ingin keluar karena mau mencoba warna musik baru. Walaupun berat hati namun akhirnya Netral harus melepas Bimo. Masa-masa tanpa Bimo harus dilewati dengan Additional Drummer untuk mengisi jadwal pementasan.
    Atas desakkan produser, Netral harus segera mencari Drummer tetap untuk mengisi tempat yang ditinggalkan Bimo, maka setelah mempertimbangkan banyak hal, diputuskan untuk mengajak Eno sebagai Drummer tetap Netral. Maka terhitung sejak 26 Maret 1999, Eno menerima tawaran Netral dan resmi menggantikan Bimo.
    Bersama Eno, akhirnya Netral dapat merilis album keempatnya yang berjudul “ PATEN “ pada tanggal 9 Juni 1999. Dengan didukung Additional Musician seperti Dhani Ahmad dan Deasy Fitri, hits Netral yang berjudul “ Nurani “ dipercaya dapat menaikkan angka penjualan album diatas 150.000 unit. Apalagi di album ini masih ada materi-materi seperti Babi, ’98, Pecah Belah, Yang Enerjik, mudah dipahami dan dapat mewakili suara-suara anak muda yang selama ini kurang didengar. Sound Guitar yang unik dan pukulan Drum Eno yang dinamis menjadikan album ini lebih matang dari album-album sebelumnya.
    Pada Tahun 2001, dengan 2 orang personil aja netral merilis album ke V dengan judul “Oke Deh” dengan hits singlenya Bertarung. Album ini berisikan lagu-lagu terbaru karya Eno dan Bagus serta dibantu oleh beberapa additional gitar.
    Tahun 2003, Netral mendapat satu personil baru untuk posisi gitar yaitu Coki, setelah melalui audisi yang panjang dan beberapa kali ikut sebagai additional gitar di beberapa konser musik bersama netral, maka akhirnya, coki resmi menjadi anggota netral. Di tahun yang sama, netral merilis album terbaru bertitel “Kancut” dengan single pertamanya yang berjudul - I Love You. Album ini cukup sukses dan merebut perhatian anak-anak muda karena materi album ini cukup fresh, dan unik namun memiliki ciri khas netral yang kental.
    Pada akhir tahun 2003 , Netral mengeluarkan klip keduanya berjudul – Namanya Juga Netral. Lagu yang sedikit berbau bossas ini disertai lirik yang lucu dan tetap diakhiri dengan beat ala Netral yang kencang dan powerful, menjadikan lagu ini menjadi sesuatu yang baru dan unik bagi pasar musik Indonesia.
    Tanggal 7 Februari 2005, netral merilis album ke VII, dengan materi 7 lagu dan hanya dicetak 7000 keping CD saja, netral bermaksud agar album ini menjadi persembahan yang special bagi para pecinta musik netral. Karena album ini hanya dicetak terbatas. Dengan menjadi produser album sendiri dengan nama “Kancut Record” , Netral merilis album “Hitam” , dengan single pertamanya – Haru Biru. Album ini disertai bonus DVD berisi film tentang pembuatan album ini. Maka menjadikan album ini sesuatu yang special dan mungkin baru pertama di Indonesia.

    Personil Terkini dari Netral

    Bagus Dhanar Dhana (Vocals, bass) Jakarta/ January 17, 1971 Influences: The Police, Beatles, Sonic Youth, Sex Pistols
    Christopher Bollemeyer (Guitar) Jakarta/ December 30, 1976 Influences: Jimi Hendrix
    Eno Gitara Ryanto (Drums) Jakarta/ October 11, 1979 Influences: The Police, The Beatles, Sonic Youth, Blink 182

    Trivia

    1. Singel Haru Biru awalnya ada di dalam album Hitam, namun dimasukkan juga ke album Putih.
    2. Nama perusahaan rekaman yang dibentuk Netral adalah Kancut Records. Sama dengan judul album terakhir mereka sebelum Hitam dan Putih.
    3. Tercatat, ada empat gitaris yang menghiasi Netral: Miten, Taras, Apoy dan terakhir Coki.
    4. Sebelum di Netral, Coki adalah gitaris grup BaseJam dan DRAMA
    5. Netral pernah tampil satu panggung dengan Foo Fighters dalam acara Jakarta Pop Alternative Festival di Parkir Timur, Senayan, tahun 1997.