JUBING KRISTIANTO

on Minggu, 24 Oktober 2010

Jubing Kristianto(lahir di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 9 April 1966) adalah seorang gitaris fingerstyle  Indonesia  yang banyak menjelajahi berbagai repertoar. Jubing menggunakan gitar klasik sebagai instrumennya. Ia dikenal pandai menghadirkan "suasana" yang ingin disampaikan sebuah lagu melalui gabungan berbagai teknik permainan gitar yang dinamis. Selain itu, gitaris Indonesia ini juga memberikan sumbangan dalam musikalisasi puisi dengan melakukan kolaborasi antara permainan gitar dengan pembacaan puisi, bahkan ia juga berkolaborasi dengan penyair WS Rendra yang membaca puisi serta pelukis Susilowati Natakoesoemah dalam acara "Collaborathree" di Jakarta. Demikian pula kolaborasi permainan gitarnya dengan permainan perkusi tradisional Suryadi dan suara penyanyi tenor Abimanyu tampil memukau penggemar musik yang melihatnya. Di luar keberaniannya untuk berkolaborasi dengan seniman lainnya, Jubing Kristianto juga sangat memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk memperkenalkan musik Indonesia kepada dunia. Ia diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Gitaris Indonesia Pertama yang Menyebarluaskan Komposisi dan Aransemen Gitar Pribadi Secara Gratis di Internet" (2008).Sebelumnya, pada tahun 2005, ia menerima penghargaan MURI sebagai "Penulis Ensiklopedia Gitar Pertama di Indonesia". Selain mencoba membagikan keberanian untuk mempertunjukkan keindahan permainan gitar akustik tunggal, eksplorasi Jubing dalam aransemen musik untuk lagu anak-anak dan lagu tradisional Indonesia adalah upaya untuk memperkenalkan kekayaan khazanah musik Indonesia ke penggemar gitar akustik di dunia.

Jubing dibesarkan oleh ayah dan ibu yang mencintai musik. Usia 12 dia sudah tampil bergitar mengiringi teman-teman sekolahnya dalam konser publik. Dua tahun kemudian Jubing belajar gitar klasik pada Suhartono Lukito di Semarang, setelah terpikat permainan gitar tunggal seorang teman. Setahun kemudian dia masuk final Yamaha Festival Gitar Indonesia (YFGI) 1982 untuk bagian bebas atau non klasik.
Sejak itu Jubing kerap mengikuti YFGI-selalu di kategori bebas. Empat gelar juara I (tahun 1987, 19992, 1994, dan 1995) ia raih. Tahun 1984 ia meraih Distinguished Award pada Festival Gitar Yamaha se-Asia Tenggara di Hongkong.

Tahun 1990, Jubing bekerja di Tabloid Nova sebagai jurnalis. Ketika jadi wartawan, ia sempat belajar gitar lagi pada Arthur Sahelangi. Tahun 2003, Jubing meninggalkan tablod NOVA demi menjadi gitaris. Jubing kini adalah instruktur/ seminator/ penguji gitar di Yayasan Musik Indonesia (Yamaha) dan Sekolah Musik "Relasi" Jakarta, penulis tetap di di majalah edukasi musik "Staccato" dan "Gitar Plus", serta berkonser/rekaman bersama sejumlah grup di dalam dan luar negeri, termasuk bersama Kwartet Punakawan yang dipimpin pianis Jaya Suprana.
Sejak tahun 2000 Jubing menampilkan aransemen dan komposisi gitar ciptaannya sendiri lewat internet. Para gitaris dari berbagai negara telah memainkannya. Sejumlah komposisi Jubing menjadi lagu wajib ujian gitar pada sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM) Jakarta.

Tahun 2007 Jubing meluncurkan CD album solo gitar pertamanya "Becak Fantasy" yang diproduksi label IMC Record. Menyusul sukses album pertama, lahir album=album berikutnya: "Hujan Fantasy" (2008) dan "Delman Fantasy" (2009) yang tetap didominasi permainan solo gitar akustik.
Jubing telah menulis "Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris" (2005) dan "Membongkar Rahasia Chord Gitar" (2007). Keduanya diterbitkan Gramedia Pustaka Utama dan telah berkali-kali cetak ulang.
Pada Agustus 2008, Jubing menjadi penata musik untuk film layar lebar "Kita Punya Bendera" yang disutradarai Steven Purba. Film anak-anak bertema kebhinneka-tunggal-ika-an ini telah diputar di bioskop dan diputar di berbagai sekolah di Indonesia.

belakangan ini saya menonton konser jubing di taman budaya jogja bersama teman2 seni musik, dan kami kompak berkata. edaaaaaaaaaaaaan